Tahun 2015, 70
tahun Indonesia merdeka teknologi semakin maju. Yang jauh bisa dekat, tapi
kadang yang dekat terasa jauh, karena asik dengan teknologi. Saat ini remaja
masih asik dengan dunia mereka masing –masing, sibuk dengan urusan pribadinya, gadget,
hang out dll. Usia dewasa kini lagi memikirkan karier untuk masa depan mereka.
Sayangnya
anak kecil dipaksa kehilangan masa kanak-kanaknya di usianya, digerus dari
acara tontonan, dari musik, dari lingkungan dari apa yang dilihat, didengar.
Di sisi lain
anak muda yang bicara soal negerinya, pemerintahnya bicara kritik harus dibully
dibilang gag move on, dibilang sok lah, ditanya kontribusi apa ke negerinya,
sampai dianggap gag menghargai Negara, sampai generasi tua pun menuding
generasi muda hanya jadi kendala pembangunan.
Kawan-kawanku
tengok mereka generasi tua apa terjadi, apa yang dilakukan di sana, apa kah
kita cuma akan jadi penonton, membiarkan mereka bertindak sesuka hati karena
wewenangnya??
INi kami…
kami hanya
menagih janji
Kami masih ada
INI SAYA SAMPAIKAN PUISI SEBAGAI JAWABAN KAMI BUKAN GENERASI NYINYIR
-GENERASI
PENAGIH JANJI-
Rezim
terdahulu tak ada yang berani kelakar
bisa
ditangkap, dianggap makar
Toa
orasi keras tak gentar
tekad
didengar melawan dilempar
Kisah
juang kan jadi memori negeri
sejarah
berjuta cerita terkenang di hati
Kini
senyum manis mengawali
bersinar
itu namanya reformasi
Dewasa
katanya demokrasi bebas beri ulik
ternyata dianggap mengusik
Umbar triak kritik, bisa diinjak fanatik
Lontar gelitik, perlahan tercekik
Tampil beda dikata tak setia
Tak sama dibilang tak satu suara
Di luar terlihat bebas perlahan dilibas
Dianggap aktifitas lepas, pengganggu
otoritas
Protes
dibilang tolak progress
Gelar
sidang, teatrikal panggung jalanan
Dibilang,
tak bermoral tak sopan
Segelintir anak nakal kurang perhatian
Hanya
kata dituding tak berdaya
Bikin
deklarasi dituduh dipolitisasi
Demonstrasi
katanya ditunggangi
Bikin
aksi disangka sok peduli tanpa solusi
Cara utarakan aspirasi
Protes illegal dicap vandal
Berani vocal dipikir radikal
Dari petisi hingga siap dieksekusi
Protes ini soal aksi tapi dimaki
Protes ini soal peduli dihakimi minim
prestasi
Bukan sekedar prosesi menanti harmoni
Mereka yang bersafari manis di kursi
Kawan
jangan pandang sok pahlawan
Buka
mata hati juga pikiran
Bukan
tak ingin bersama, meski tak sejalan
Jangan
paksa senada demi bangsa ke depan
Dipaksa
mimpi, nyanyi kritisi lalu solusi implementasi juga
Lantas
apa kerja mereka ? Lupa ?
Tanya
ke mana Negara kan dibawa
Dikira
tantang generasi lama
Hobi keliling katanya serapan aspirasi
Gemar voting main revisi
Katanya genting selamatkan negeri
Ujungnya penting perut sendiri
Sana sini giat tebar wacana kontro versi
Dibiar bahas bakal terealisasi
Makin liar tak terkendali
Bertindak sesuka hati
Bicara
perubahan bawa kemajukan
Asik
hambur uang milyaran
Bikin
proyek pembangunan
Akalin
duit anggaran
Wakilnya
foya harta
Rakyat
menderita
Telah
kluar jalur tak ikut alur
Tapi
tak mundur negeri bisa hancur
Tugas yang terhormat mengangkat rakyat
Sibuk angkat sendiri derajat
Didiam makin nekat kelam menjerat
Tenggelam mengikat pendam pejabat tak
kunjung tobat
Ceria canda tlah dirampas
Hak hidup ditindas
Serakah menggilas
Gontai raga makin dihempas
Lihat
siapa yang terlena
Saat
nyaman di singgasana
Seragam
dan jabatan yang bicara
Dan
itu masih harus lurus ikuti cerita ?
Rakyat
resah
Pemerintah
jawab terserah
Saat
teriak parah
Baru
gelisah
Masih menanti bukti petinggi
Masih berdiri menagih janji
Bukan tukang sindir
Di sini bukan generasi nyinyir
Solo,
28 Oktober 2015
P.Lugas.N