RESUME BUKU TOTAL QUALITY MANAGEMENT
MATERI SIX SIGMA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh
Nilai Mata Kuliah Total Quality Management
Disusun Oleh :
BAGUS ALDILA P D1112001
BIANDOKO SETIA A D1112002
I KOMANG W D1112006
PETRA LUGAS NUSWANTORO D1112012
PROGRAM STUDI NON REG ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
INDEKS
Buku : TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Penulis : Vincent Gaspersz
Penerbit : PT. Gramedia
Tahun : Cetakan keempat Juni 2005
BAB : IX MOTOROLA’S SIX SIGMA DAN PROYEK PENINGKATAN KUALITAS (Halaman 301-330)
Six Sigma
Six Sigma adalah sistem
yang komprehensif dan fleksibel unuk mencapai, mempertahankan dan memaksimalkan
suskes bisnis. Six Sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat
terhadap kebutuhan pelanggan, penggunaan yang disiplin terhadap fakta, data ,
analisis statistik dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki
proses bisnis.
Six Sigma Motorola mampu
menjawab tantangan, lebih dari 10 tahun setelah menggunkan Six Sigma mampu
mencapai tingkat kualitas 3,4 DPMO (defecs per million opportunities-kegagalan
per sejuta kesempatan).
Six Sigma merupakan suatu
metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha
mengurangu variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat
(produk/jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem
solving tools secara intensif.
Six Sigma Dalam Perspektif statistic Pengendalian
Kualitas Six Sigma Motorola
Beberapa keberhasilan Motorola yang patut dicatat
dari aplikasi program Six Sigma adalah:
1. Peningkatan
produktivitas rata-rata: 12,3 %
2. Penurunan
COPQ (cost of poor quality) lebih dari 84%
3.
Eliminasi
kegagalan dalam proses sekitar 99,7%
4. Penghematan
biaya lebih dari $11 milyar
5. Peningkatan
tingkat pertumbuhan tahunan ratarata: 17% dalam penerimaan, keuntungan dan
harga saham Motorola
6. Peningkatan
keuntungan (contribution margin improvement) rata-rata : 20%
7. Peningkatan
kapasitas sekitar :12%-18%
8. Penghematan
tenaga kerja sekitar 12%
9. Penurunan
penggunaan modal operasional sekitar 10-30%
Metodologi Six Sigma DMAIC
merupakan salah satu metodologi Six Sigma yang digunakan dengan tujuan melakukan
perbaikan proses terhadap produk atau proses yang sedang berlangsung di
perusahaan.
Istilah dalam Konsep Six Sigma
1. Black Belts
Merupakan pemimpin tim yang
bertanggung jawab untuk pengukuran, analisis, peningkatan, dan pengendalian
proses-proses kunci yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan/atau pertumbuhan
produktivitas.
2. Green Belts
Serupa dengan Black Belts,
tetapi posisinya tidak penuh waktu.
3. Master Black Belts
Guru yang melatih Black Belts,
sekaligus merupakan konsultan proyek Six Sigma yang sedang ditangani oleh Black
Belts. Kriteria pemilihan dari Master Black Belts adalah ketrampilan analisis
kuantitaif, kemampuan mengajar dan memberikan konsultasi tentang manajemen
proyek yang berhasil. Master Black Belts merupakan posisi penuh waktu.
4. Champion
Dalam struktur Six Sigma,
Champion merupakan individu yang berada pada manajemen atas yang memahami Six
Sigma dan bertanggung jawab untuk keberhasilan dari Six Sigma itu. Champion
setara dengan Executive vice president, vice president, CEO, pimpinan unit
bisnis strategi pada posisi fungsional perusahaan.
5.
Critical to
Quality
Merupakan bagian dari suatu
produk. Proses atau
praktek-praktek yang berdampak langsung pada kepuasan pelanggan.
6.
Defect
Kegagalan memberikan apa yang diinginkan oleh pelanggan.
7.
Defect Per Million Opportunities (DPMO)
Ukuran kegagalan dalam Six Sigma yang menunjukkan kegagalan per sejuta
kesempatan. Pemahaman terhadap DPMO ini sangat penting dalam pengukuran
keberhasilan aplikasi program Six Sigma.
8.
Process Capability
Suatu ukuran kinerja kritis yang menunjukkan kemampuanmenghasilkan output
sesuai dengan spesifikasi produk yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan
kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.
9.
Variation
Proses yang pelanggan lihat
dan rasakan pada saat terjadi transaksi antara pemasok dan pelanggan itu.
Semakin sedikit variasi akan semakin disukai, karena menunjukkan konsistensi
dalam kualitas. Variasi mengukur suatu perubahan dalam proses atau
praktek-praktek bisnis yang mungkin mempengaruhi hasil yang diharapkan.
10. Stable Operation
Proses-proses yang dapat
diperkirakan dan dikendalikan guna meningkatkan ekspektasi pelanggan.
11. Design
For Six Sigma (DFSS)
Merupakan suatu metodologi sistematik yang menggunakan peralatan,
pelatihan dan pengukuran untuk memungkinkan pemasok mendesain produk yang
memenuhi ekspektasi dan kebutuhan pelanggan serta dapat diproduksi dan
dioperasikan pada tingkat kualitas Six Sigma.
12. Define,
Measure, Analyze, Improve and Control (DMAIC) Merupakan proses untuk
peningkatan terus-menerus menuju target Six Sigma.
13. Six
Sigma merupakan suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per
sejuta kesempatan (DPMO- defects per million opportunities) untuk setiap transaksi
produk (barang/jasa). Upaya giat
menuju kesempurnaan
(zero defect-kegagalan nol)
Konsep Six Sigma Motorola
Six Sigma adalah sebuah proses bisnis yang secara
drastis meningkatkan kinerja dengan cara mendesain dan memonitor kegiatan
bisnis setiap hari untuk mengurangi cacat dan sumber daya sementara kepuasan
konsumen tetap terjaga.
Istilah six sigma merujuk pada sebuah program TQM
dengan kemampuan proses yang sangat tinggi (mencapai keakuratan 99,9997%). Istilah six sigma ini dipopulerkan oleh
Motorola, Honeywell, dan General Electric.
Pendekatan pengendalian proses Six Sigma Motorola
mengijinkan adanya pergeseran nilai target rata-rata (mean) setiap CTQ
individual dari proses industri sebesar 1,5 sigma sehingga akan menghasilkan
3,4 DPMO (defects per million opportunities-kegagalan per sejuta kesempatan).
Konsep Six Sigma
Terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan
dalam aplikasi konsep Six Sigma yaitu :
1.
Identifikasi
pelanggan anda
2.
Identifikasi
produk anda
3. Identifikasi kebutuhan anda dalam
memproduksi produk untuk pelanggan anda
4.
Definisikan
proses anda.
5. Hindarkan kesalahan dalam proses anda dan
hilangkan semua pemborosan yang ada.
6.
Meningkatkan
proses anda secara terus-menerus menuju target Six Sigma
Konsep Six
Sigma Motorola Proses Six Sigma dengan distribusi normal bergeser 1,5 Sigma
ditunjukkan dalam gambar
Langkah-Langkah
Implementasi Proyek Peningkatan Kualitas Six Sigma
Proyek
peningkatan kualitas Six Sigma harus melibatkan secara intensif antara
manajemen dari tingkat atas sampai tingkat bawah dan akan ditangani langsung
oleh Black Belts sebagai pemimpin tim manajemen proyek. Implementasi proyek
peningkatan kualitas Six Sigma mengikuti empat tahap :
1.Identifikasi
Tujuan dari
tahap identifikasi adalah mengidentifikasi bisnis-bisnis kunci dari perusahaan.
Tanggung jawab dari tahap ini berada
pada manajemen dan Master Black Belts. Tahap identifikasi terdiri dari dua
langkah :
a.Recognize (Pengenalan)
Identifikasi proses dari bisnis-bisnis kunci yang
berkaitan langsung dengan pelanggan yang dilakukan oleh manajemen dan Master
Black Belts. Fungsi dari tahap ini adalah memudahkan perusahaan untuk
mengetahui bagaimana proses-proses bisnis kunci itu mempengaruhi profitabilitas
dan kemudian mendefinisikan apa yang menjadi Critical to Business Process.
b.Define (Mendefinisikan)
Untuk mendefinisikan rencana-rencana yang harus
dilakukan guna melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis kunci
itu. Tanggung jawab dari definisi proses bisnis kunci berada pada manajemen dan
Master Black Belts.
2.Karakterisasi
Tujuan dari tahap
karakterisasi adalah membantu menetapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh
perusahaan melalui proyek peningkatan kualitas Six Sigma. Tahap karakterisasi
terdiri dari dua langkah yaitu :
a.Measure (Pengukuran)
1) Memilih Karakteristik Critical to Quality,
kunci yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelanggan
2)
Mendefinisikan
standar-standar pengukuran
3)
Melakukan
validasi terhadap sistem pengukuran
b.Analyze (Menganalisis)
1)
Menetapkan
kapabilitas proses
2)
Mendefinisikan
target-target kinerja
3)
Mengidentifikasi
sumber-sumber variasi.
3.Optimasi
Tujuan dari
tahap optimasi adalah mengidentifikasi langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
dilaksanakan dalam meningkatkan suatu proses dan menurunkan sumber-sumber utama
penyebab variasi.
Pada umumnya, Black Belts akan memeriksa
variabel-variabel yang terkait dengan prinsip 7M. 7M terdiri dari :
a. Manpower (Tenaga Kerja) : berkaitan dengan
ketrampilan kerja
b.
Machine
(Mesin-Mesin) : berkaitan dengan sistem perawatan preventif terhadap
mesin-mesin produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain.
c.
Method (Metode Kerja) : berkaitan dengan metode kerja
yang benar, mengikuti prosedur-prosedur kerja yang ditetapkan
d.
Material (Bahan Baku dan Bahan Penolong) : berkaitan
dengan kualifikasi dan keseragaman bahan baku
dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi, serta penanganan
terhadap bahan baku
dan bahan penolong tersebut
e.
Media : berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang
memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan kerja yang kondusif
f.
Motivation (Motivasi) : berkaitan dengan sikap kerja
yang benar dan profesional (kreatif, proaktif, mampu bekerja sama dalam tim,
dll) yang dalam hal ini akan sangat tergantung pada sistem balas jasa dan
penghargaan terhadap tenaga kerja
g.
Money (Uang) : berkaitan dengan dukungan keuangan yang
mantap guna memperlancar proyek peningkatan kualitas Six Sigma yang akan
diterapkan
Tahap optimasi terdiri dari dua langkah
a.Improve (Memperbaiki)
Dalam langkah ini Black Belts
sebagai penanggung jawab harus kreatif dalam mencari cara-cara baru untuk
meningkatkan proses agar menjadi lebih baik, lebih efisien, dan lebih cepat.
Dengan kata lain, improve akan meningkatkan bagian-bagian sistem mencapai
sasaran kerja. Dalam langkah improve terdapat tiga hal pokok yang harus
dikerjakan:
1) Mengetahui penyebab potensial yang
menyebabkan variasi proses
2) Menemukan hubungan variabel-variabel kunci
penyebab variasi
3)
Menetapkan
batas-batas toleransi operasional
b.Control (Pengendalian)
Terdapat tiga hal pokok yang
harus dilakukan dalam langkah pengendalian yaitu :
1)
Melakukan
validasi terhadap sistem pengukuran
2)
Menentukan
kapabilitas proses yang telah tercapai sekarang
3)
Menerapkan
rencana-rencana pengendalian proses
4.Institusionalisasi
Tahap institusionalisasi merupakan tanggung jawab
manajemen dan Master Black Belts. Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu :
a.Standarisasi
Tujuan dari tahap ini adalah
menstandarisasi sistem yang telah terbukti terbaik dalam bisnis kelas dunia.
b.Integrate (Mengintegrasikan)
Tujuan dari langkah integrate
adalah mengintegrasikan metode-metode standar dan proses ke dalam siklus
desain, di mana salah satu prinsip dari Design For Six Sigma (DFSS) adalah
bahwa proses desain harus menggunakan komponen-komponen yang ada, proses-proses
dan praktek-praktek yang telah terbukti terbaik dalam kelasnya.
Alat Analisis untuk Six Sigma dan
Peningkatan Berkelanjutan
1. Diagram alir : digunakan untuk
menggambarkan langkah-langkah sebagai bagian dari analisis SIPOC (Supplier,
Input, Process, Output, Customer). SIPOC pada intinya disusun oleh model
input-output untuk menggambarkan langkah suatu proyek
2. Tabel berjalan : membantu memahami
pentingnya suatu masalah dengan menggambarkannya dalam tabel menurut
tingkatannya
3. Tabel Pareto : tabel ini membantu
memecahkan masalah dengan mengelompokkan masalah ke dalam batasan tertentu
4.
Checksheets
: bentuk dasar yang membantu menstandarisasi pengumpulan data
5.
Diagram sebab-akibat : diagram yang menunjukkan
hubungan penyebab potensial dengan masalah yang dihadapi
6.
Digaram alir kesempatan : diagram yang digunakan untuk
memisahkan nilai tambah dengan yang bukan nilai tambah dalam suatu proses
7. Tabel pengendalian : tabel hubungan waktu
yang menunjukkan statistik nilai rata-rata sebuah batas kendali
Ø
Six
Sigma adalah usaha yang terus menerus untuk mengurangi pemborosan, menurunkan
variansi dan mencegah cacat. Six sigma merupakan sebuah konsep bisnis yang berusaha
untuk menjawab permintaan pelanggan terhadap kualitas yang terbaik dan proses
bisnis yang tanpa cacat. Kepuasan pelanggan dan peningkatannya menjadi
prioritas tertinggi, dan Six sigma berusaha menghilangkan ketidakpastian
pencapaian tujuan bisnis. Untuk lebih mudahnya
Ø
Six
sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif, yaitu perspektif statistik dan
perspektif metodologi. Perspektif Statistik, sigma dalam statistik dikenal
sebagai standar deviasi yang menyatakan nilai simpangan terhadap nilai tengah.
Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu rentang yang
disepakati. rentang tersebut memiliki batas, batas atas atau USL (Upper
Specification Limit) dan batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit)
proses yang terjadi diluar rentang disebut cacat (defect)
Ø
Proses Six Sigma adalah proses yang hanya
menghasilkan DPMO (defect permillion opportunity). Six Sigma merupakan
pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses
melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). DMAIC
merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan
dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan
pelanggan.
Ø
Define adalah fase menentukan masalah,
menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to
Quality). Fase ini tidak banyak menggunakan statistik, tools statistik yang
sering dipakai pada fase ini adalah diagram cause & effect dan diagram
pareto. kedua tool statistik tersebut digunakan untuk mengidentifikasi masalah
dan menentukan prioritas masalah.
Ø
Measure
adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y). Fase mengukur tingkat
kinerja saat ini, sebelum mengukur tingkat kinerja biasanya terlebih dahulu
melakukan analisis terhadap sistem pengukuran yang digunakan.
Ø
Analyze
adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
Masalah-masalah yang timbul terkadang sangat kompleks sehingga membuat kita
bingung mana yang akan kita selesaikan
Ø
Improve
adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab
cacat. Pada fase improve banyak melibatkan uji Design of Experiment
(DoE). DoE merupakan suatu uji dengan mengubah-ubah variabel faktor sehingga
penyebab perubahan pada variabel respon diketahui.
Ø
Control
adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul. Tool
yang umum digunakan adalah diagram kontrol. fungsi umum diagram kontrol adalah
sebagai berikut :
1.
Membantu
mengurangi variabilitas b
2.
Memonitor
kinerja setiap saat c
3. Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah
penolakan
Metodologi Six Sigma DMA
DMAIC
merupakan salah satu metodologi Six Sigma yang digunakan dengan tujuan
melakukan perbaikan proses terhadap produk atau proses yang sedang berlangsung
di
perusahaan.
Define : mendfinisikan proses yang memberikan kontribusi
masalah yang pada akhirnya akan mempngaruhi kualitas produk.
Measure : pada tahap ini dilakukan pengukuran
kapabilitas proses. Jika
perusahaan tidak mengetahui kapabilitas proses maka kapabilias bisnis yang
dijalankan juga tidak diketahui.
Analyze : menganalisa seberapa baik proses yang
sedang berlangsung dan mengidentifikasi penyebab variasi produk yang mempengaruhi
kapabilitas proses.
Improve : melakukan perbaikan pross dengan
mengeliminasi defect.
Control : mengendalikan performansi proses di masa
yang akan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar