FILSAFAT ILMU
PEMIKIRAN (MIND)
MENURUT ARISTOTLE
Dosen Pengampu : Dr. Bagus Haryono, M.Si
Oleh
Nama : Petra Lugas
N
NIM : D1112012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang sering terkait, baik secara
substansial maupun hisfories karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan
filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadapan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani
menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunnai dari pandangan mitologi akhirnya
lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang lebih domain. Dengan filsafat, pola
pikir yang selalu tergantung pada rasio. Kejadian seperti gerhana tidak lagi di
anggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang
disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar.
Sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.
Perubahan
dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil. Perubahan yang
mendasar adalah di temukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah. Yang
menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun manusia sendiri.
Dari penelitian alam semesta dan manusia, munculkah ilmu-ilmu seperti
astronomi, kosmologi, fisika, kimia, biologi, psikologi, sosiologi, dan
lainnya. Ilmu-ilmu tersebut kemudian menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk
yang lebih khusus lagi dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya.
Aristoteles
adalah murid dari Plato. Filsafat Aristoteles berkembang ketika dia masih belajar di Akademi Plato.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal
benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena
materi itu ada.
B.
RUMUSAN MASALAH
Apakah
pemikiran (mind) filsafat ilmu menurut Aristotle?
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui
penjelasan pemikiran (mind) filsafat ilmu menurut Aristotle
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Filsafat Ilmu
Menurut Aristotle (381 SM-322 SM) Filsafat ilmu adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang tekadang di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik dan estetika
(filsafat keindahan).
B.
Pembagian
Filsafat Ilmu
Aristoteles
juga membagi filsafat ilmu sebagai berikut :
1. Logika yaitu tentang bentuk susunan pikiran.
2. Filosofia teoritika yang diperinci atas :
a. Fisika yaitu tentang dunia materiil
(ilmu alam dan sebagainya)
b. Matematika yaitu tentang barang
menurut kuantitasnya.
c. Metafisika yaitu tentang ada.
3. Filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan
(berbuat)
a. Etika yaitu tentang
kesusilaan dalam hidup perorangan.
b. Ekonomi yaitu tentang
kesusilaan dalam kekeluargaan.
c. Politika yaitu tentang
kesusilaan dalam hidup kenegaraan.
4. Filosofia poetika/aktiva (pencipta)
Fisafat kesenian.
C.
Metode
Filsafat
Sepanjang sejarah filsafat berkembanglah
metode-metode, salah satunya yang digunakan aristoteles yaitu Metode skolastik.
Metode ini cenderung bersifat sintesis-deduktif, dengan bertitik tolak
dari defenisi-defenisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya, di
tarik kesimpulan-kesimpulan.
D.
Pemikiran Menurut Aristoteles
Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan
yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan
dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang
kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa
manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk
dalam kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal
itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain.
Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu,
menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan.
Pemikiran Aristoteles
merupakan harta karun umat manusia yang berbudaya. Pengaruhnya terasa sampai
kini, itu berkat kekuatan sintesis dan konsistensi argumentasi filsafatinya,
dan cara kerjanya yang berpangkal pada pengamatan dan pengumpulan data. Singkatnya,
ia berhasil dengan gemilang menggabungkan (melakukan sintesis) metode
empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut diatas.
Hal lain dalam kerangka
berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat
digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang
telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis) :
·
Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
·
Sokrates adalah manusia (premis minor)
maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Sokrates pasti akan mati
Menurut Aristoteles (384-322
sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi (abstrahere = menjauhkan diri
dari, mengambil dari). Tiap jenis
abstraksi melahirkan satu jenis ilmu pengetahuan dalam bangunan pengetahuan
yang pada waktu itu disebut filsafat:
1. Aras abstraksi pertama - fisika. Kita
mulai berfikir kalau kita mengamati.
Dalam berfikir, akal dan budi kita “melepaskan diri” dari pengamatan
inderawi segi-segi tertentu, yaitu “materi yang dapat dirasakan” (“hyle
aistete”). Dari hal-hal yang partikular dan nyata, ditarik daripadanya hal-hal
yang bersifat umum: itulah proses abstraksi
dari ciri-ciri individual. Akal budi manusia, bersama materi yang “abstrak”
itu, menghasilan ilmu pengetahuan yang disebut “fisika” (“physos” = alam).
2. Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses abstraksi selanjutnya, kita dapat
melepaskan diri dari materi yang kelihatan.
Itu terjadi kalau akal budi melepaskan dari materi hanya segi yang dapat
dimengerti (“hyle noete”). Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh jenis abstraksi dari semua ciri material ini
disebut “matesis” (“matematika” – mathesis = pengetahuan, ilmu).
3. Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat pertama”.
Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua materi dan berfikir
tentang seluruh kenyataan, tentang asal dan tujuannya, tentang asas
pembentukannya, dsb. Aras fisika dan aras
matematika jelas telah kita tinggalkan.
Pemikiran pada aras ini menghasilkan ilmu pengetahuan yang oleh
Aristoteles disebut teologi atau “filsafat pertama”. Akan tetapi
karena ilmu pengetahuan ini “datang sesudah” fisika, maka dalam tradisi
selanjutnya disebut metafisika.
Secara singkat, filsafat
mencakup “segalanya”. Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu pengetahuan;
disebut “sebelum” karena semua ilmu pengetahuan khusus mulai sebagai bagian
dari filsafat dan disebut “sesudah” karena ilmu pengetahuan khusus pasti
menghadapi pertanyaan tentang batas-batas dari kekhususannya.
E.
Karya Aristoteles
Ia mengatakan
bahwa untuk pemerintah terbaik adalah yang moderat, karena bekerja secara
terbaik-apakah dalam bentuk monarkis (sistem) yang lebih disukai jika seorang
raja yang baik dan bijaksana dapar ditemukan yang setidak-tidaknya akan meminta
nasehat para ahli (filsafat) aristokrasi (sebagai dalam utopia Plato
diperintah oleh pelindung-pelindung yang berperasaan sosial), atau suatu
republik yang konstitusional (dikuasai oleh suatu mayoritas warga yang
berpendidikan cukup).
Adanya negara
ialah yang untuk membentuk rakyat yang baik dan yang akan hidup secara baik.
Pemerintahan-pemerintahan yang paling jahat adalah kedzaliman, ologarki dan
demokrasi, karena para penguasa tidak berangan-angan kepada kehidupan yang baik
bagi semua rakyatnya yang baik, teetapi sebaliknya hanya semata-mata
mengutamakan kepentingan mereka sendiri.
Akhirnya,
Aristoteles mengingatkan para pembacanya bahwa baik kekayaan yang
berlebih-lebihan maupun kemiskinan tak diinginkan dan berbahaya, bahwa
orang-orang sebaiknya bekerja sama satu sama lain dalam persahabatan untuk
mencapai kebahagiaan, suatu kehidupan yang tenag dan pencarian yang santai
serta mulia. Namun demikain, ia menganggap bahwa orang-orang dilahirkan dengan
kemampuan yang sangat berbeda sehingga sebagian dari mereka cocok untuk
berkuasa, sedangkan lainnya hanya cocok untuk bekerja, lainnya lagi (golongan
rendah yang dilahirkan di luar negeri) untuk mengabdi sebagai budak.
Aristoteles
percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi
dan monarki.
2.
Di bidang seni
Aristoteles memuat
pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan
dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan
menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material.
Menurut
Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan
hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis
adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan
perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah
dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu
ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.
3.
Di bidang sejarah
Aristoteles juga
mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang
meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada
masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa
lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
4.
Di bidang ilmu alam
Ia merupakan orang
pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies
biologi dan penggolongan-penggolongan binatang secara sistematis. Karyanya
ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap
hukum alam dan keseimbangan pada alam.
5.
Di bidang etika
Aristoteles seorang filosof yang terbesar, memberikan
definisi bahwa manusia itu adalah hewan yang berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya
yang bebicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that reasons). Dia
pun mengajukan rumusan lain yaitu manusia itu adalah hewan yang berpolitik (zoon
politicion, political animal), yaitu makhluk yang fungsi alamiah
tetingginya ialah untuk menggunakan daya pikirnya demi kebaikan diri sendiri dan
demi kebaikan masyarakatnya.
Pengamatan
kelakuan manusia memperlihatkan ketidaksempurnaan pandangan Plato (dan
Socrates) bahwa hanya perlu mengetahui apa yang baik untuk menjadi atau berbuat
yang baik. Menurut Aristoteles, manusia tidak hanya mengetahui, tetapi juga
harus mempraktekkan kelakuan baik dan membuatnya sebagai kebiasaan. Jadi, ia
menarik kesimpulan tentang sifat dan tingkah laku manusia yang sangat dikagumi
oleh mayoritas orang-orang Athena yang menghargai serta mengharapkan
hasil-hasilnya, kegiatan praktis dari pengejaran pengetahuan.
Aristoteles
menganjurkan prinsip jalan tengah yang baik (golden mean), yaitu jalan
tengah antara ujung-ujung yang ekstrim, untuk menuntut orang-orang dalam tingkah
laku mereka dan membantu mereka untuk memperoleh pengetahuan dan kebahagiaan.
Beberapa kejahatan, seperti pencurian dan pembunuhan, yang dapat langsung
dirasakan setiap orang, tetapi dalam banyak hal seseorang dihadapkan pada
berbagai pilihan tindakan. Ia sebaiknya memilih suatu jalan tengah dan menolak
jalan-jalan yang ekstrim, umpamanya ia sebaiknya bersikap berani, tidak terlalu
takut ataupun nekat. Tetapi, pada waktu yang sama orang yang berani akan
menjadi moderat dan bersikap berani semata-mata untuk alasan yang baik saja,
untuk suatu maksud yang mulia.
Aristoteles setuju
dengan Plato bahwa daya pikir sebaiknya mengandalkan nafsu dan gerak hati
seseorang dan mengarahkannya sehingga kelakuan seseorang disesuaikan dengan
cita-cita moral tertinggi, dengan demikian memperoleh kebahagiaan baginya
sendiri dan bagi orang-orang lain. Ia tidak setuju dengan Plato tentang cara
terbaik dalam mencapai suatu masyarakat yang bahagia. Aristoteles menganjurkan
hak milik pribadi atas tanah (dengan menyatakan bahwa pemilikan umum merupakan
hal yang tak efisien, karena urusan semua orang pada umumnya tidak menjadi
urusan siapapun, dan karena itu diabaikan atau disalahgunakan).
F.
Kelemahan Pemikiran Aristoteles
Aristoteles yang
merupakan bapak ilmu berpandangan bahwa ilmu pendidikan dibangun melalui riset
pendidikan. Riset merupakan suatu gerak maju dan kegiatan-kegiatan observasi
menuju prinsip-prinsip umum yang bersifat menerangkan dan kembali kepada
observasi.
Dia telah membuat
banyak penemuan yang berharga. Karena wibawa Aristoteles yang besar sekali,
kesalahan-kesalahan ini diabadikan oleh para pendeta abad pertengahan dan
dengan demikian menghambat kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan, sedangkan sebenarnya
pandangan-pandangannya tentang pengamatan dan induksi memberikan suatu dasar
yang sehat.
Namun, banyak
kelemahan konsep-konsep Aristoteles yang terbongkar kesalahannya dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan percobaan-percobaan pada masa-masa kemudian,
khususnya sejak Galileo mulai merumuskan hukum mengenai gerak (motion). Hal ini dikarenakan keterbatasan alat
percobaan dan ilmu pengetahuan pada masa Yunani kuno dibandingkan dengan
masa-masa kemudian Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat
kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang
dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.
BAB III
KESIMPULAN
Urain-uraian yang telah
dipaparkan membawa kita untuk menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
(1)
Terdapat
kesinambungan pemikiran meskipun di antara Plato dan Aristoteles, memiliki
perbedaan-perbedaan pandangan filosofis.
(2)
Menurut Aristotle Filsafat
ilmu adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
tekadang di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi
politik dan estetika (filsafat keindahan).
(3)
Aristoteles juga membagi filsafat ilmu sebagai
berikut :
a. Logika yaitu tentang bentuk susunan pikiran.
b. Filosofia teoritika yang diperinci atas :
a. Fisika yaitu tentang dunia materiil
(ilmu alam dan sebagainya)
b. Matematika yaitu tentang barang
menurut kuantitasnya.
c. Metafisika yaitu tentang ada.
c. Filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan
(berbuat)
a. Etika yaitu tentang kesusilaan
dalam hidup perorangan.
b. Ekonomi yaitu tentang
kesusilaan dalam kekeluargaan.
c. Politika yaitu tentang
kesusilaan dalam hidup kenegaraan.
d. Filosofia poetika/aktiva (pencipta)
Fisafat kesenian.
(4)
Sepanjang sejarah filsafat
berkembanglah metode-metode, salah satunya yang digunakan aristoteles yaitu
Metode skolastik
(5)
Menurut
Aristoteles pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi
a. Aras abstraksi pertama - fisika.
b. Aras abstraksi kedua - matesis
c. Aras abstraksi ketiga - teologi atau
“filsafat pertama”
(6)
Karya
Aristoteles di antaranya di bidang politika, seni, sejarah, ilmu alam dan etika
(7)
Meskipun
keterbatasan alat percobaan dan ilmu pengetahuan pada masa Yunani kuno
dibandingkan dengan masa-masa kemudian. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali
betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.
DAFTAR PUSTAKA
bud1purn4m4.wordpress.com/2011/04/13/pemikiran-aristoteles-tentang-filsafat/
(diakses 5 Oktober 2012 Pukul 20.00 WIB)
dakir.wordpress.com, diakses 5 Oktober 2012 Pukul 20.00 WIB
id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles. (diakses 5 Oktober 2012)
nenglyla.wordpress.com/2011/12/29/filsafat-pendidikan-menurut
aristoteles/(diakses
5 Oktober 2012)
(diakses 6 Oktober 2012 Pukul
10.00 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar