Free Catbert Cursors at www.totallyfreecursors.com
ini dunia mayaku: Antropologi 1

SeLaMaT DaTanG

Semoga apa yang anda cari dan butuhkan ada di blog ini... Dan semoga membantu anda. Mohon maaf ketidaknyamanan pengunjung beberapa link tidak ditemukan. Untuk respon cepat bisa hubungi / lihat INFORMASI atau email langsung dan diusahakan tidak mendesak. :) Terimakasih kunjungan anda

DafTar LaBeL

Rabu, 26 Desember 2012

Antropologi 1



Tugas Pengantar Ilmu Antropologi



  Oleh
             
Nama    :  Petra Lugas N
Nim        :  D1112012
       



PROGRAM NON REG ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

SOAL

1.      Apa yang anda ketahui tentang masyarakat ? Bagaimana dengan masyarakat mayoritas dan masyarakat minoritas ? Jelaskan perbedaannya dan berikan contoh secukupnya !

  1. Bagaimana munculnya kearifan lokal ? Apa bedanya dengan kebudayaan ? Apa fungsi masing-masing dalam kehidupan masyarakat ? Beri contoh dan penjelasan secukupnya !
  2. Apa yang anda ketahui tentang stratifikasi sosial ? Siapa sja tokoh yang menjelaskan tentang stratifikasi sosial ?


JAWAB
1.                  Menurut Koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi 2009:118
“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama“.
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2007:751 masyarakat adalah pergaulan hidup manusia( sehimpunan orang yang hidup bersama di suatu temapat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu.
Menurut Harsojo (1984:126) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas tertentu.
Menurut Novanifqiawansyah, 2010 berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
1.            Menurut Emile Durkheim : suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
2.            Menurut Karl Mark : suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
3.            Menurut J. Herskovits : kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
4.            Menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin : kelompok yang tersebut dengan perasaan persatuan yang sama
5.            Menurut Max Weber : suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai yang dominan pada warganya.
6.            Menurut Selo Sumardjan : orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
7.            Menurut Paul B. Horton : sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagaian besar kegiatan dalam kelompok itu.
Jadi masyarakat adalah sekelompok manusia dengan ketentuan tertentu yang hidup bersama saling berinteraksi dan terkait yang memiliki aturan dan norma yang mengikat di suatu wilayah tertentu yang luas dengan waktu yang lama.
Contoh : Masyarakat Solo (sekelompok orang yang tinggal di wilayah Solo)
               Masyarakat Yogyakarta, Masyarakat Garut
Kamanto Sunarto dalam Pengatar Sosiologi 2004:141
“Kinloch berpendapat bahwa kelompok orang yang disebut sebagai mayoritas adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan, menganggap dirinya normal dan memilik derajat lebih tinggi. Sedangkan kelmpok lain yang dianggap sebagai kelompok minoritas adalah mereka yang tidak memiliki kekuasaan, dianggap lebih rendah karena memiliki ciri tertentu: cacad secara fisik ataupun mental sehingga mereka mengalami eksploitasi dan diskriminasi”.
Sedangkan menurut Kalijernih, 2010:10 masyarakat minoritas adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kesamaan identitas kultural dan historikal (sejarah).
Jadi masyarakat mayoritas adalah sekelompok manusia yang memiliki kelebihan khusus dengan kekuasaan dan wewenang dan biasanya mendominasi dengan ciri khas bangsa.
Contoh : Masyarakat Mayoritas (Masyarakat Indonesia)
Masyarakat minoritas adalah sekelompok manusia yang tidak dominan dengan ciri khas bangsa memiliki suatu kesamaan tertentu namun ada keterbatasan dengan jumlah yang lebih sedikit (dengan jumlah penduduk lainnya dari negara bersangkutan).
Contoh : Masyarakat Arab di Solo (dikatakan minoritas karena terdapat jumlah yang terbatas di wilayah Solo hanya terdapat di Pasar Kliwon)
Perbedaan Masyarakat mayoritas dan minoritas
Masyarakat Mayoritas
a.       Biasanya posisi lebih mendominasi baik jumlah dan kekuasaan
b.      Lebih diutamakan kepentingan
c.       Dominan dengan ciri khas bangsa
d.      Merasa lebih tinggi derajadnya
Masyarakat Minoritas
a.       Jumlahnya terbatas, relatif lebih sedikit
b.      Posisi yang tidak dominan
c.       Kepentingannya di nomor duakan atau terjadi diskriminasi
d.      Merasa lebih rendah derajatnya, terpinggirkan
e.       Keanggotaannya memiliki karakteristik etnis, agama, maupun bahasa yang berbeda dengan populasi lainnya.
Contoh :
a.             Daerah Selatan Amerika, bangsa ras kulit hitam dianggap memiliki peran untuk menghormati ras kulit putih.
b.            Orang yang telah lanjut usia atau anak-anak di bawah umur dianggap tidak mempunyai kuasa dalam pengambilan keputusan.
c.             Orang kaya lebih diutamakan dari orang tidak mampu dalam pelayanan kesehatan saat berobat, karena biaya.
2.                  Munculnya suatu kearifan lokal di suatu wilayah adanya kebudayaan baik dilakukan berulang menjadi kebiasaan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu, serta memiliki nilai-nilai tradisi atau ciri lokalitas yang mempunyai daya-guna untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang didamba-damba oleh manusia yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dan menimbulkan sanksi jika dilanggar dan diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku anak-anaknya.
Menurut Ayatrohaedi dalam Kepribadian Budaya Bangsa 1986:18-19 mendefinisikan kearifan lokal sebagai berikut :
”Kearifan Lokal adalah identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri”
Sedangaka kebudayaan menurut J.Van Baal Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya 1987:18 :
”Kebudayaan adalah sebagai bentuk hidup suatu cara yang digunakan untuk menerima lingkungan dan berperilaku di dalam masyarakat”
            Jadi perbedaan kearifan lokal dan kebudayaan yaitu kearifan lokal lebih luas daripada kebudayaan. Di dalam kearifan lokal terdapat kebudayaan yang telah menjadi kebiasaan dan turun temurun.
“Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal”( Koentjaraningrat, 1986)
Kearifan Lokal secara sederhana dapat diartikan sebagai kebijakan setempat, dan ada juga yang mengatakan sebagai cara pikir masyarakat setempat. (Baramuli dkk. 1996 : 38, dalam bukunya mengatakan bahwa :
“Dalam aktifitas sehari-hari masyarakat masih tetap berpegang teguh pada tradisi yang dilandasi oleh kepercayaan-kepercayaan baik dalam bentuk, sistem bertani, upacara-upacara, atau hari baik maupun hari buruk, dan kegiatan lainnya yang yang semuanya berdasarkan kepada sistem pengetahuan yang mereka miliki dan divariasi secara turun-temurun dari nenek moyangnya”.

            Fungsi kearifan lokal sebagai cara hidup suatu masyarakat tertentu, serta memiliki nilai-nilai tradisi atau ciri lokalitas yang mempunyai daya-guna untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan. Selain itu sebagai filter agar tidak mudah terpengaruh adanya budaya dari luar.
            Fungsi kebudayaan salah satunya dapat digunakan sebagai pengatur pola tingkah laku atau prilaku pribadi manusia dalam bermasyarakat. ”....sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para masyarakat tadi”(Prof. Dr. Koentjaraningrat, 2009:153). Kebudayaan yang tua (turun temurun) menjadi pembentuk kearifan lokal.
            Contoh :
a.                                           Kebudayaan penebangan pohon yang ada di daerah Marabahan, mereka menebangnya tidak sembarang tebang saja tetapi dipilih pohon galam yang mana yang pantas untuk ditebang. Setelah ditebang pohon galam tersebut tidak dibiarkan lahan tersebut menjadi gundul, namun pohon-pohon tersebut ditanam kembali sehingga pohon-pohon galam tersebut tidak musnah dan alam menjadi rusak.
Karena dilakukan secara terus menerus dan menjadi kebiasaan turun temurun sistem penebangan di daerah Marabahan menjadi suatu kearifan lokal.
b.                                          Kebudayaan melompat batu yang ada di pulau Nias. Kebudayaan ini dilakukan oleh pemuda yang telah beranjak dewasa menjadi pria, sebagai bukti bahwa telah dewasa. Melompat batu tiap ada pemuda yang beranjak dewasa secara terus menerus dan menjadi kebiasaan turun temurun yang tidak bisa tergantikan oleh karena itu menjadi suatu kearifan lokal.
3.                  Stratifikasi sosial adalah penggolongan/pembagian masyarakat secara dengan ketentuan tertentu pada kondisi tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.


Dalam bukunya Pengantar Sosiologi Kamanto Sunarto, 2004: 147-148 menerangkan bahwa
“stratifikasi ini pada awalnya terjadi karena perbedaan kekuatan fisik yang akhirnya memunculkan dominasi dan eksploitasi kau laki-laki terhadap perempuan”.
Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut para tokoh :
1. Pitirim A. Sorokon
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
2. Max Weber
            Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, privillege, dan prestise
3. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditetapkan di atas kategori dan hak-hak yang berbeda
4. Ibrahim (2002)
Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan proses penempatan diri di dalam suatu lapisan (subyektif) atau menempatkan orang ke dalam lapisan (obyektif)
5. Bruce J. Cohen
Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan sistem yang menempatkan seseorang sesuia dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai
            Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan



7. Astried S. Susanti
            Mendefinisikan stratifikasi sosial merupakan hasil kebiasaan hubungan antar manusia secarateratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakat
8. Robert M. Z. Lawang
            Mendefinisikan stratifikasi sosial adalah penggolongan oraang-orang yang termasuk dalam suatu sistam sosial tertentu kedalam lapisan-lapisan herarkis menurut dimensi kekusaan, privillege, dan prestise
Dalam blog Amlisahmad menuliskan pendapat
9. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi.
Drs. Andreas Soeroso, M.S.  dalam buku pegangan Sosiologi 2 SMA Kelas XI(2008:11)
10. Paul B. Horton. dan Chester L. Hunt
            Mendefinisikan stratifikasi sosial berarti sistem peringkat setatus yang berlaku dalam suatu masyarakat
11. Soerjono Soekanto
            Mendefinisikan stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau sitem berlapis pada masyarakat









DAFTAR PUSTAKA

Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Baal, J Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia.
Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Prof. Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi. Cetakan ke- 8. Jakarta: Putra Abardin.
Soekanto, Soerjono.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Soeroso, Andreas Drs, M.S. 2008. Sosiologi 2 SMA Kelas XI. Bogor:Quardra.



amlisahmad.blogspot.com/p/sosiologi
diunduh 14 Desember 2012 Pkl. 10.55 WIB
novanifqiawansyah.blogspot.com/2010/05/materi-sosiologi-kelas-x-sma-bab-1.            diunduh 14 Desember 2012 Pkl. 10.55 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar