APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA KITA BELAJAR FILSAFAT ILMU DI
PERGURUAN TINGGI
TUGAS UJIAN
KOMPETENSI FILSAFAT ILMU
Disusun Oleh :
PETRA LUGAS NUSWANTORO
D1112012
TUGAS UJIAN
KOMPETENSI FILSAFAT ILMU
Disusun Oleh :
PETRA LUGAS NUSWANTORO
D1112012
PROGRAM NON REG
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru dengan berbagai
disiplin yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Ilmu
pengetahuan hakekatnya dapat dilihat sebagai suatu sistem yang saling terkait dan
mendasari kebenaran masing-masing bidang.
Di
tengah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, mahasiswa sebagai kaum intelek muda juga merupakan pressure group diharapkan memiliki
penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya
memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun
kehidupan masyarakat pada umumnya. Penguasaan ilmu bukan hanya menyangkut
penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya
masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu, objek
kajian dari ilmu yang dipelajari, metode untuk pengembangan ilmu tersebut,
serta kaidah-kaidah moral dan etika mengenai untuk apa ilmu itu harus
dimanfaatkan. Filsafat seringkali disebut
oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu (Hamdani ihsan
& Fuad Ihsan, 2007:10). Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha
untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara
tepat dan lebih memadai. Sehubungan dengan latar belakang yang ada, mengambil
judul ; “APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA KITA BELAJAR FILSAFAT ILMU DI PERGURUAN
TINGGI”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah pokok yang akan dibahas dalam
penulisan ini adalah:
a. Apakah filsafat ilmu ?
b. Mengapa kita belajar filsafat
ilmu di perguruan tinggi ?
c. Bagaimana kita belajar
filsafat ilmu di perguruan tinggi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
FILSAFAT ILMU
Cabang filsafat
yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya mengadakan analisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana pengetahuan ilmiah itu diperoleh.
Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan
cara untuk memperolehnya. Beberapa definisi filsafat ilmu :
Menurut Anthony Preus dalam Historical
Dictionary of Ancient Greek Philosophy (2007:10) :
”Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia”.
“Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata
majemuk dan berasal dari kata-kata philia
(= persahabatan, cinta dsb.) dan sophia
(= “kebijaksanaan”). Sehingga arti lughowinya (semantic) adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Sejajar dengan kata filsafat, kata filosofi
juga dikenal di Indonesia
dalam maknanya yang cukup luas dan sering digunakan oleh semua kalangan”.
Menurut Ahmad Syadali
dan Mudzakir dalam bukunya Filsafat Umum, (1997:12) :
”Ada juga
yang mengurainya dengan kata philare
atau philo yang berarti cinta
dalam arti yang luas yaitu “ingin” dan karena itu lalu berusaha untuk mencapai
yang diinginkan itu. Kemudian dirangkai dengan kata Sophia artinya kebijakan, pandai dan pengertian yang mendalam.
Dengan mengacu pada konsepsi ini maka dipahami bahwa filsafat dapat diartikan
sebagai sebuah perwujudan dari keinginan untuk mencapai pandai dan cinta pada
kabijakan”.
Sedangkan menurut
H. A. Mustofa dalam bukunya Filasafat Islam (2004:9) mendefinisikan :
”Dari
segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat
artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat
maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh”.
B. PENTINGNYA
FILSAFAT ILMU DIPELAJARI DI PERGURUAN TINGGI
Ilmu merupakan investasi masa
depan yang tidak bisa dinikmati dalam jangka waktu dekat. Pendidikan adalah
usaha untuk mencari pengetahuan yang ada dan yang mungkin ada serta merentang
dalam ruang dan waktu. Saat kita berada di dalam masa keemasan kita, yakni di
masa-masa mahasiswa. Pasti banyak sekali gejolak-gejolak yang timbul dari diri
kita, baik itu gejolak dari idealisme kita, ataupun gejolak/ isu yang timbul
Semakin banyak ilmu mahasiswa
maka pengetahuan semakin lebih banyak, mereka merasa memiliki pola pikir yang
lebih berkembang sehingga jika ada sesuatu hal yang tidak sesuai/tidak benar
menurut pemikirannya, mereka akan dengan frontal menyampaikan
ketidaksetujuannya, pengetahuan tidak berbanding lurus dengan pola pikir. Ilmu
dalam ruang dan waktu, diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu serta hanya
mempelajari obyek-obyek tertentu, sedangkan filsafat ilmu, obyek yang
dipelajari adalah segala yang ada dan yang mungkin ada tanpa terikat oleh ruang
dan waktu.
Filsafat ilmu menentukan pola
pikir seseorang (dengan bahasa sederhana, belum tentu orang yang umurnya lebih
banyak akan lebih dewasa dari orang yang berumur lebih sedikit). Setiap manusia
memiliki beragam pilihan mengenai reaksi apa yang akan diambilnya terhadap
suatu kondisi. Filsafat ilmu meskipun akan memupuk pola kritis mahasiswa, namun
tetap memiliki dasar dan sistematik. Oleh karena itu, kemampuan manusia untuk
mereduksi pilihan-pilihan dan akhirnya mengambil suatu keputusan akan
mempengaruhi tindakan-tindakan yang diambilnya dan memberikan dampak dalam
masyarakat. Filsafat ilmu sebagai salah satu mata kuliah yang mengkontrol dari dampak
negatif akibat kemajuan pengetahuan dan teknologi. Filsafat ilmu merupakan
proses membangun, baik membangun diri sendiri maupun membangun apa yang ada di
sekeliling kita. Dengan filsafat ilmu maka mindset mahasiswa bisa terbentuk,
terutama untuk hal Intelektual, Spiritual dan Emosional.
Jika mahasiswa mampu memahami
filsafat ilmu maka jalan mengatasi permasalahan ini akan jauh lebih baik
dibandingkan orang yang tak berfilsafat. Sehingga filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa
manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :
1. Mempelajari
filsafat ilmu memiliki manfaat praktis.
Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti
berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah
diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
2. Mahasiswa semakin
kritis dalam sikap ilmiahnya.
Mahasiswa sebagai intelektual diharapkan
untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya dalam
kuliah maupun terhadap isu yang muncul dalam publik atau kebijakan pemerintah.
3. Mahasiswa mendalami metode ilmiah dan untuk
melakukan penelitian ilmiah.
Dengan mempelajari filsafat ilmu
diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan
pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
4. Membiasakan
diri untuk bersikap logis-rasional
Mahasiswa akan lebih melakukan dengan
logika dan penalaran dengan akal sehat dengan dasar yang kuat dalam Opini &
argumentasi yang dikemukakan.
5. Mengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).
Para ahli filsafat sendiri pun tidak pernah
memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun
penyusunan jawabannya. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang
lain di luar bidang ilmunya.
Maka sebagai mahasiswa layaknya harus
mampu memiliki sikap toleransi baik melalui tindakan maupun ucapan.
6. Mengajarkan
cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
Mahasiswa akan lebih memperhitungkan
segala tindakan dan ucapan lagi dengan cermat tanpa harus mengurangi sikap
kritis yang dimilikinya.
Menurut Harry Hamersma dalam buku Pintu Masuk Ke Dunia
Filsafat (1981:45) :
7. Sebagai
forum atau lapangan diskusi yang sama
sekali bebas
8. Sarana
mencari hikmat di tengah semua pengetahuan.
Menurut
Jujun S.Suriasumantri Filsafat Ilmu sebuah
Pengantar Populer (2007:22) :
9. Sarana
berpijak bagi kegiatan keilmuan (menurut pemikiran Will Durant : “ dapat
diibaratkan pasukan mariner yang
merebut pantai untuk tempat pendaratan
pasukan infanteri “ )
Menurut Patar Simanjuntak dalam buku Materi Kuliah Filsafat
Ilmu (2012:20) :
10. Membekali bagi seorang dalam kegiatan berpikir, dalam
menemukan kebenaran, melalui metode ilmiah dan sarana-sarana berpikir ilmiah
dan pembahasannya secara sistematik dan terpadu
11. Orang dapat
melatih diri untuk berpikir kritis dan harmonis serta dapat menyusun hasil
pemikirannya secara sistematis.
12. Menambah
pandangan dan cakrawala yang lebih luas
agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.
13. Melatih diri
melakukan penelitian, pengkajian dan memutuskan atau mengambil kesimpulan
mengenai sesuatu hal secara mendalam dan konprehensif.
14. Menjadikan
diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai masalah.
15. Menjadikan
manusia lebih taat pada Tuhan.
C. BAGAIMANA
FILSAFAT ILMU DIPELAJARI DI PERGURUAN TINGGI
Secara
khusus, filsafat merupakan perbincangan suatu kajian penelaahan atau pembentukan pengetahuan itu, yaitu segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik bersifat konkret maupun abstrak
(tidak tampak) (Drs. A. Susanto, 2011:11), selain itu filsafat ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem-problem ilmu pengetahuan, seperti: apa hakikat ilmu, apa
fungsi ilmu pengetahuan, dan bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah (Rizal
Mustansyir, 2003:45). Berdasarkan hasil penelitian, ilmu pengetahuan
berhubungan dengan apa yang terlihat atau yang biasa disebut menggejala atau
mewujud. Terlebih lagi kaum awam, ia hanya dapat melihat sesuatu secara
langsung atau yang berhubungan secara langsung, khusunya menjawab kebutuhan
nyata dirinya sendiri.
Filsafat
adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang
tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan
pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada,
bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
Keterbatasan
filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Itu
karena keterbatasan filsafat tidak melulu berguna selaku penghubung
antardisiplin ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan keterbatasannya itu,
filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan lebih menyempurnakan
prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan itu.
Filsafat
memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut
dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret, tidak berarti tak memiliki hubungan
apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari.
Filsafat
menggiring manusia berpengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang
konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
Filsafat ilmu dipelajari di
perguruan tinggi agar kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya, membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia
kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan
pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
menalar secara jelas
membedakan argumen yang baik dan yang buruk
menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara
jelas
melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan
yang berbeda.
Dengan
mempelajari sejarah dan tradisi filsafat ilmu, kita akan melihat betapa besar
sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama,
pemerintahan, pendidikan dan karya seni. Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan.
Menurut Agraha Suhandi (1992)
“Filsafat Ilmu menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya“.
Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan
keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat tersusun kesimpulan sebagai berikut :
1.
Filsafat
seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu
2.
Berfilsafat
maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh
3.
Filsafat
ilmu menentukan pola pikir seseorang, akan memupuk pola kritis mahasiswa, namun
tetap memiliki dasar dan sistematik. Maka mindset mahasiswa bisa terbentuk,
terutama untuk hal Intelektual, Spiritual dan Emosional.
4.
Jika
mahasiswa mampu memahami filsafat ilmu maka jalan mengatasi permasalahan ini
akan jauh lebih baik dibandingkan orang yang tak berfilsafat.
5.
Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat
sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret,
tidak berarti tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap
hari.
a.
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya.
b.
Filsafat
ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi
lebih baik
SARAN
Setelah menguraikan pembahasan dapat memberikan saran
Membuat pertemuan kuliah filsafat ilmu setiap harinya lebih menarik agar mahasiswa lebih tertarik dan mudah memahami tentang filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Agraha Suhandi, Drs., SHm. 1992. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. (Diktat
Kuliah). Bandung : Fakultas Sastra Unpad Bandung.
Ahmad Syadali dan Mudzakir. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Anthony Preus. 2007. Historical Dictionary of Ancient Greek Philosophy. Toronto: The Scarecrow Press, Inc. Lanham, Maryland
Plymouth, UK.
Drs. A. Susanto, M.Pd. 2011. Filsafat Ilmu
(Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epistemologis, dan Aksiologis). Jakarta : Bumi Aksara.
Drs. Rizal Mustansyir , M.Hum & Drs. Misnal Munir M.Hum. 2003. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka setia.
H. A. Mustofa. 2004. Filasafat Islam. Bandung : Pustaka Setia.
Harry
Hamersma. 1981.
Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Jujun
S. Suriasumantri. 2007.
Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Simanjuntak, Patar. 2012. Materi Kuliah Filsafat Ilmu 1.
Jakarta: STT Rahmat
Emmanuel.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru dengan berbagai
disiplin yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Ilmu
pengetahuan hakekatnya dapat dilihat sebagai suatu sistem yang saling terkait dan
mendasari kebenaran masing-masing bidang.
Di
tengah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, mahasiswa sebagai kaum intelek muda juga merupakan pressure group diharapkan memiliki
penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya
memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun
kehidupan masyarakat pada umumnya. Penguasaan ilmu bukan hanya menyangkut
penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya
masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu, objek
kajian dari ilmu yang dipelajari, metode untuk pengembangan ilmu tersebut,
serta kaidah-kaidah moral dan etika mengenai untuk apa ilmu itu harus
dimanfaatkan. Filsafat seringkali disebut
oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu (Hamdani ihsan
& Fuad Ihsan, 2007:10). Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha
untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara
tepat dan lebih memadai. Sehubungan dengan latar belakang yang ada, mengambil
judul ; “APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA KITA BELAJAR FILSAFAT ILMU DI PERGURUAN
TINGGI”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah pokok yang akan dibahas dalam
penulisan ini adalah:
a. Apakah filsafat ilmu ?
b. Mengapa kita belajar filsafat
ilmu di perguruan tinggi ?
c. Bagaimana kita belajar
filsafat ilmu di perguruan tinggi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
FILSAFAT ILMU
Cabang filsafat
yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya mengadakan analisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana pengetahuan ilmiah itu diperoleh.
Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan
cara untuk memperolehnya. Beberapa definisi filsafat ilmu :
Menurut Anthony Preus dalam Historical
Dictionary of Ancient Greek Philosophy (2007:10) :
”Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia”.
“Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata
majemuk dan berasal dari kata-kata philia
(= persahabatan, cinta dsb.) dan sophia
(= “kebijaksanaan”). Sehingga arti lughowinya (semantic) adalah seorang “pencinta kebijaksanaan” atau “ilmu”. Sejajar dengan kata filsafat, kata filosofi
juga dikenal di Indonesia
dalam maknanya yang cukup luas dan sering digunakan oleh semua kalangan”.
Menurut Ahmad Syadali
dan Mudzakir dalam bukunya Filsafat Umum, (1997:12) :
”Ada juga
yang mengurainya dengan kata philare
atau philo yang berarti cinta
dalam arti yang luas yaitu “ingin” dan karena itu lalu berusaha untuk mencapai
yang diinginkan itu. Kemudian dirangkai dengan kata Sophia artinya kebijakan, pandai dan pengertian yang mendalam.
Dengan mengacu pada konsepsi ini maka dipahami bahwa filsafat dapat diartikan
sebagai sebuah perwujudan dari keinginan untuk mencapai pandai dan cinta pada
kabijakan”.
Sedangkan menurut
H. A. Mustofa dalam bukunya Filasafat Islam (2004:9) mendefinisikan :
”Dari
segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat
artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat
maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh”.
B. PENTINGNYA
FILSAFAT ILMU DIPELAJARI DI PERGURUAN TINGGI
Ilmu merupakan investasi masa
depan yang tidak bisa dinikmati dalam jangka waktu dekat. Pendidikan adalah
usaha untuk mencari pengetahuan yang ada dan yang mungkin ada serta merentang
dalam ruang dan waktu. Saat kita berada di dalam masa keemasan kita, yakni di
masa-masa mahasiswa. Pasti banyak sekali gejolak-gejolak yang timbul dari diri
kita, baik itu gejolak dari idealisme kita, ataupun gejolak/ isu yang timbul
Semakin banyak ilmu mahasiswa
maka pengetahuan semakin lebih banyak, mereka merasa memiliki pola pikir yang
lebih berkembang sehingga jika ada sesuatu hal yang tidak sesuai/tidak benar
menurut pemikirannya, mereka akan dengan frontal menyampaikan
ketidaksetujuannya, pengetahuan tidak berbanding lurus dengan pola pikir. Ilmu
dalam ruang dan waktu, diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu serta hanya
mempelajari obyek-obyek tertentu, sedangkan filsafat ilmu, obyek yang
dipelajari adalah segala yang ada dan yang mungkin ada tanpa terikat oleh ruang
dan waktu.
Filsafat ilmu menentukan pola
pikir seseorang (dengan bahasa sederhana, belum tentu orang yang umurnya lebih
banyak akan lebih dewasa dari orang yang berumur lebih sedikit). Setiap manusia
memiliki beragam pilihan mengenai reaksi apa yang akan diambilnya terhadap
suatu kondisi. Filsafat ilmu meskipun akan memupuk pola kritis mahasiswa, namun
tetap memiliki dasar dan sistematik. Oleh karena itu, kemampuan manusia untuk
mereduksi pilihan-pilihan dan akhirnya mengambil suatu keputusan akan
mempengaruhi tindakan-tindakan yang diambilnya dan memberikan dampak dalam
masyarakat. Filsafat ilmu sebagai salah satu mata kuliah yang mengkontrol dari dampak
negatif akibat kemajuan pengetahuan dan teknologi. Filsafat ilmu merupakan
proses membangun, baik membangun diri sendiri maupun membangun apa yang ada di
sekeliling kita. Dengan filsafat ilmu maka mindset mahasiswa bisa terbentuk,
terutama untuk hal Intelektual, Spiritual dan Emosional.
Jika mahasiswa mampu memahami
filsafat ilmu maka jalan mengatasi permasalahan ini akan jauh lebih baik
dibandingkan orang yang tak berfilsafat. Sehingga filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa
manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :
1. Mempelajari
filsafat ilmu memiliki manfaat praktis.
Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti
berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah
diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
2. Mahasiswa semakin
kritis dalam sikap ilmiahnya.
Mahasiswa sebagai intelektual diharapkan
untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya dalam
kuliah maupun terhadap isu yang muncul dalam publik atau kebijakan pemerintah.
3. Mahasiswa mendalami metode ilmiah dan untuk
melakukan penelitian ilmiah.
Dengan mempelajari filsafat ilmu
diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan
pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
4. Membiasakan
diri untuk bersikap logis-rasional
Mahasiswa akan lebih melakukan dengan
logika dan penalaran dengan akal sehat dengan dasar yang kuat dalam Opini &
argumentasi yang dikemukakan.
5. Mengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).
Para ahli filsafat sendiri pun tidak pernah
memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun
penyusunan jawabannya. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang
lain di luar bidang ilmunya.
Maka sebagai mahasiswa layaknya harus
mampu memiliki sikap toleransi baik melalui tindakan maupun ucapan.
6. Mengajarkan
cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
Mahasiswa akan lebih memperhitungkan
segala tindakan dan ucapan lagi dengan cermat tanpa harus mengurangi sikap
kritis yang dimilikinya.
Menurut Harry Hamersma dalam buku Pintu Masuk Ke Dunia
Filsafat (1981:45) :
7. Sebagai
forum atau lapangan diskusi yang sama
sekali bebas
8. Sarana
mencari hikmat di tengah semua pengetahuan.
Menurut
Jujun S.Suriasumantri Filsafat Ilmu sebuah
Pengantar Populer (2007:22) :
9. Sarana
berpijak bagi kegiatan keilmuan (menurut pemikiran Will Durant : “ dapat
diibaratkan pasukan mariner yang
merebut pantai untuk tempat pendaratan
pasukan infanteri “ )
Menurut Patar Simanjuntak dalam buku Materi Kuliah Filsafat
Ilmu (2012:20) :
10. Membekali bagi seorang dalam kegiatan berpikir, dalam
menemukan kebenaran, melalui metode ilmiah dan sarana-sarana berpikir ilmiah
dan pembahasannya secara sistematik dan terpadu
11. Orang dapat
melatih diri untuk berpikir kritis dan harmonis serta dapat menyusun hasil
pemikirannya secara sistematis.
12. Menambah
pandangan dan cakrawala yang lebih luas
agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.
13. Melatih diri
melakukan penelitian, pengkajian dan memutuskan atau mengambil kesimpulan
mengenai sesuatu hal secara mendalam dan konprehensif.
14. Menjadikan
diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai masalah.
15. Menjadikan
manusia lebih taat pada Tuhan.
C. BAGAIMANA
FILSAFAT ILMU DIPELAJARI DI PERGURUAN TINGGI
Secara
khusus, filsafat merupakan perbincangan suatu kajian penelaahan atau pembentukan pengetahuan itu, yaitu segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik bersifat konkret maupun abstrak
(tidak tampak) (Drs. A. Susanto, 2011:11), selain itu filsafat ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem-problem ilmu pengetahuan, seperti: apa hakikat ilmu, apa
fungsi ilmu pengetahuan, dan bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah (Rizal
Mustansyir, 2003:45). Berdasarkan hasil penelitian, ilmu pengetahuan
berhubungan dengan apa yang terlihat atau yang biasa disebut menggejala atau
mewujud. Terlebih lagi kaum awam, ia hanya dapat melihat sesuatu secara
langsung atau yang berhubungan secara langsung, khusunya menjawab kebutuhan
nyata dirinya sendiri.
Filsafat
adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang
tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan
pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada,
bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
Keterbatasan
filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Itu
karena keterbatasan filsafat tidak melulu berguna selaku penghubung
antardisiplin ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan keterbatasannya itu,
filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan lebih menyempurnakan
prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan itu.
Filsafat
memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut
dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret, tidak berarti tak memiliki hubungan
apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari.
Filsafat
menggiring manusia berpengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang
konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
Filsafat ilmu dipelajari di
perguruan tinggi agar kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya, membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia
kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan
pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
menalar secara jelas
membedakan argumen yang baik dan yang buruk
menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara
jelas
melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan
yang berbeda.
Dengan
mempelajari sejarah dan tradisi filsafat ilmu, kita akan melihat betapa besar
sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama,
pemerintahan, pendidikan dan karya seni. Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang berguna dalam kehidupan.
Menurut Agraha Suhandi (1992)
“Filsafat Ilmu menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya“.
Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan
keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat tersusun kesimpulan sebagai berikut :
1.
Filsafat
seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu
2.
Berfilsafat
maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh
3.
Filsafat
ilmu menentukan pola pikir seseorang, akan memupuk pola kritis mahasiswa, namun
tetap memiliki dasar dan sistematik. Maka mindset mahasiswa bisa terbentuk,
terutama untuk hal Intelektual, Spiritual dan Emosional.
4.
Jika
mahasiswa mampu memahami filsafat ilmu maka jalan mengatasi permasalahan ini
akan jauh lebih baik dibandingkan orang yang tak berfilsafat.
5.
Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat
sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret,
tidak berarti tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap
hari.
a.
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya.
b.
Filsafat
ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi
lebih baik
SARAN
Setelah menguraikan pembahasan dapat memberikan saran
Membuat pertemuan kuliah filsafat ilmu setiap harinya lebih menarik agar mahasiswa lebih tertarik dan mudah memahami tentang filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Agraha Suhandi, Drs., SHm. 1992. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. (Diktat
Kuliah). Bandung : Fakultas Sastra Unpad Bandung.
Ahmad Syadali dan Mudzakir. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Anthony Preus. 2007. Historical Dictionary of Ancient Greek Philosophy. Toronto: The Scarecrow Press, Inc. Lanham, Maryland
Plymouth, UK.
Drs. A. Susanto, M.Pd. 2011. Filsafat Ilmu
(Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epistemologis, dan Aksiologis). Jakarta : Bumi Aksara.
Drs. Rizal Mustansyir , M.Hum & Drs. Misnal Munir M.Hum. 2003. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka setia.
H. A. Mustofa. 2004. Filasafat Islam. Bandung : Pustaka Setia.
Harry
Hamersma. 1981.
Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Jujun
S. Suriasumantri. 2007.
Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Simanjuntak, Patar. 2012. Materi Kuliah Filsafat Ilmu 1.
Jakarta: STT Rahmat
Emmanuel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar