Tugas Pengantar Ilmu Antropologi
Nama :
Petra Lugas N
Nim :
D1112012
PROGRAM NON REG
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
2012
SOAL
- Apa fungsi kebudayaan bagi manusia ? Berikan contoh konkret dan penjelasan secukupnya !
- Apa yang anda ketahui tentang kearifan lokal ? Beri penjelasan dan contoh dalm kehidupan !
- Apa beda kebudayaan dan peradaban ? Beri contoh !
JAWAB
1.
Fungsi
Kebudayaan bagi manusia
Kebudayaan itu dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan
dengan budi dan akal”. Kebudayaan memilik wujud berupa ide, aktivitas dan
artefak, selain itu juga memiliki unsur-unsur yang dalam perkembangannya
memiliki peranan atau fungsi bagi manusia dalam kehidupannya. Manusia terbentuk
karena adanya kebiasaan yang selalu dilakukan berulang secara bersama
bergerombol.
”Menurut Tylor kebudayaan adalah keseluruhan dari suatu keanekaan bersama
pernyataan hidup manusia yang bentuknya tidak ditentukan oleh keturunan”(J.Van Baal,1987:8).
”Kebudayaan adalah sebagai bentuk hidup suatu cara yang digunakan untuk
menerima lingkungan dan berperilaku di dalam masyarakat”(J.Van Baal,1987:18).
”Kebudayaan adalah tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang
terbawa oleh makhluk manusia dalam gen-nya bersama kelahiran”(Koentjaraningrat,
1981:180)
Contohnya manusia melakukan tindakan yang berulang untuk
bertahan hidup misalnya makan, minum, memperbanyak keturunan(sex) dari suatu
kebudayaan saat dalam kelompok.
Manusia juga melakukan hubungan timbal balik dengan
manusia lain.
”...kebudayaan sebagai alat interaksi manusia. Individu dengan individu,
kelompok dengan kelompok, dan manusia
dengan alam” (J.Van Baal,1987:9).
Misalnya penduduk satu memiliki umbi-umbian dan penduduk lain memiliki
daging karena pada posisi yang berlebih maka mereka saling bertukar.
Kelompok manusia satu dengan kelompok manusia lain
memiliki kebudayaan yang berbeda yang menjadi ciri dan karakter dari manusia di
suatu daerah tertentu. ”... kebudayaan
itu memiliki sifat yang khas dari manusia di tempat tertentu”( (J.Van
Baal,1987:9). Contohnya Suku Batak terkenal dengan ucapan yang keras dan apa
adanya, sedangkan Suku Jawa dikenal halus, ramah dan sopan, Suku Madura
memiliki harga diri tinggi.
Kebudayaan dapat digunakan sebagai pengatur pola tingkah
laku atau prilaku pribadi manusia dalam bermasyarakat. ”....sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada
kehidupan para masyarakat tadi”(Prof. Dr. Koentjaraningrat, 2009:153). Misal pemuda dalam masyarakat nongkrong
setiap hari bersama temannya bernyanyi dan bercanda hingga larut malam di depan
rumah, sehingga mengganggu warga yang lain. Hal tersebut bisa di berikan sanksi
berupa sindiran, cemoohan dan teguran, namun apabila sudah berlebihan bisa
dikenakan pidana.
Manusia bisa saling berkomunikasi satu sama lain tanpa
perlu belajar terlebih dahulu.” ....
kebudayaan merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beranekaragam, maka
beraneka ragam pula praktek-praktek komnikasi”(Drs. Deddy Mulyana dan Drs
Jalaludin Rakhmat. 1989:20). Misalnya penduduk di satu daerah dapat mengerti
perkataan atau apa yang dibicarakan penduduk lain sejak lampau.
Manusia mampu bertahan hidup di habitat atau tempat
tertentu karena memiliki akal untuk melakukan tindakan apa dan harus bagaimana
menghadapi habitat atau tempat tertentu tersebut. ”...kebudayaan merupakan sebagai alat untuk menyesuaikan diri”(Prof.
Harsojo, 1999:125). ”Adaptasi terhadap
lingkungan, menyambung keterbatasan organisme manusia”(Koentjaraningrat,
2009:182). Contoh :
a. Penduduk Suku Dayak memiliki
rumah panggung agar terhindar dari hewan buas.
b. Penduduk eskimo membuat rumah
iglo di habitat yang dinigin (es).
Sebagian manusia selain hidup dari berburu juga dengan bercocok tanam untuk kelangsungan
hidupnya.
”Kebudayaan adalah mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah atau
bertani. Sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah
dan merubah alam”(Koentjaraningrat, 1981:182).
Contoh Kemampuan
Suku Bali dalam mengolah tanah dengan cara persawahan yang membuat
bertingkat-tingkat yang dikenal dengan subak.
Pada masyarakat Undau
Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat ini mengembangkan kearifan lingkungan dalam
pola penataan ruang pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan
memanfaatkannya. Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa
bera, dan mereka mengenal tabu sehingga penggunaan teknologi dibatasi pada
teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.
Kebudayaan berfungsi untuk memuaskan suatu rangkaian
hasrat naluri manusia. ”Memenuhi hasrat
dan motivasi”(Koentjaraningrat, 2009:182).
”Berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat manusia berfungsi
untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat naluri manusia akan keindahan. Tetapi
unsur kebudayaan tidak hanya untuk memuaskan satu hasrat naluri saja, melainkan
suatu kombinasi dari lebih satu hasrat”( Koentjaraningrat, 2009:175 ).
Contoh :
a. Keluarga,dapat di anggap berfungsi guna memenuhi hasrat manusia akan
perasaan aman dan mesra, tetapi juga hasrat manusia akan prokreasi, yaitu
melanjutkan jenisnya dan mengamankan keturunannya. (Koentjaraningrat,
2009:175).
b. Rumah dapat dianggap berfungsi guna memenuhi hasrat manusia akan
perlindungan fisik, tetapi juga hasrat akan gengsi atau keindahan.
Selain itu semua kebudayaan juga merupakan sebagai
pengingat kejadian, peristiwa atau sebagai asal-usul sesuatu. ”...kebudayaan mengingat kejadian yang telah
terjadi dan pernah dialami pada masa tertentu sebelumnya”(Drs. Sujarwa,
1999:13). Contoh :
a. Kapak dan pisau yang terbuat
dari batu.
b. Masjid Demak dibangun pada
Kerajaan Demak.
c. Kota Surabaya (terdapat Tugu
Sura dan Baya) dahulu wilayah itu terjadi perkelahian hebat yang berujung mati
kedua-duanya(mati sampuh).
”...untuk memberikan
kedudukan, suatu yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi”(Drs Sujarwa, 1999:13). Contoh
kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan dalam suatu
masyarakat. Membuat kerajinan (ukiran) membuat lagi karena kepuasan.
Sebagai
wadah segenap perasaan.
”...Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan
seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan” (Soerjono Soekanto.2006:216)
Misalnya kesenian tarian pada masayarakat di daerah tertentu
yang mengartikan sesuatu (Tari Bondan Surakarta menceritakan ibu yang sayang
dengan putranya)
2.
Kearifan
Lokal
Kearifan
lokal budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti,
untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa
memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut. Nilai-nilai
kearifan lokal ini sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita
kepada kita selaku anak-anaknya.
Kearifan
lokal adalah sesuatu yang berkaitan khusus dengan budaya tertentu dan
mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu, serta memiliki nilai-nilai
tradisi atau ciri lokalitas yang mempunyai daya-guna untuk mewujudkan harapan
atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang didamba-damba oleh
manusia yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
”Kearifan
Lokal adalah identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
kemampuan sendiri”
(Ayatrohaedi, 1986:18-19).
“Kearifan
lokal
berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom),
dan lokal (local). Secara
umum maka local wisdom (kearifan
setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun
kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa
lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun
bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat
universal”(
Koentjaraningrat, 1986)
Contoh :
a. Desa Nelayan wilayah pesisir pantai utara Jawa.
Mereka mempercayai bahwa jika mendapat kerang banyak, akan mendapat ikan yang
banyak.
b. Penebangan pohon yang ada di daerah
Marabahan,mereka menebangnya tidak sembarang tebang saja tetapi dipilih pohon
galam yang mana yang pantas untuk ditebang dan setelah ditebang pohon galam
tersebut tidak dibiarkan lahan tersebut menjadi gundul, namun pohon-pohon
tersebut ditanam kembali sehingga pohon-pohon galam tersebut tidak musnah dan
alam menjadi rusak.
c. Aktivitas yang dilakukan orang Baduy dalam
membuat logam
d. Melompat batu yang ada di pulau Nias.
e. Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak
lako (alam adalah aku). Gunung Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai kepala
mama, tanah dianggap sebagai bagian dari hidup manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam
secara hati-hati.
f.
Serawai,
Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan terwujud
dari kuatnya keyakinan ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi
tanam tanjak.
g. Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, terdapat
tradisi tana‘ ulen. Kawasan hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat.
Pengelolaan tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
h. Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat.
Masyarakat ini mengembangkan kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang
pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya. Perladangan
dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka mengenal tabu
sehingga penggunaan teknologi dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan
ramah lingkungan.
i.
Masyarakat
Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara
tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan hati-hati, tidak
diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat. (Ayatrohaedi, 1986:20).
3.
Perbedaan
kebudayaan dan peradaban ?
Kebudayaan itu
dapat berkembang, sedangkan peradaban itu tidak dapat berkembang (mengikuti apa
yang telah ada).
”Kata
“kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
akal. Demikian kebudayaan itu dapat diartikan “ hal-hal
yang bersangkutan dengan budi dan akal .” . Ada pendirian lain
mengenai asal dari kata kebudayaan itu, ialah bahwa kata itu adalah suatu
perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dan budi, kekuatan dari akal.
Adapun istilah inggrisnya berasal dari kata Latin colereyang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah
tanah atau bertani . Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah
alam” (Kentjaraningrat,
2009:146).
Contoh :
a. manusia melakukan tindakan
yang berulang untuk bertahan hidup misalnya makan, minum, memperbanyak
keturunan(sex)
b.
(Rumah):
- Penduduk Suku Dayak memiliki
rumah panggung agar terhindar dari hewan buas.
- Penduduk eskimo membuat
rumah iglo di habitat yang dinigin (es).
c.
Kerajinan-kerajinan
Pengertian peradaban
”Adapun
istilah peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata asing civilization . Istilah itu biasanya
dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan
indah, seperti : kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem
pergaulan komplex dalam suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering
juga istilah peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan komplex”(Kentjaraningrat, 2009:146)
Contoh dari
peradaban adalah bangunan-bangunan monumental seperti Borobudur, Piramida,
Tembok Besar Cina,
Daftar Pustaka
Ayatrohaedi.
1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local
Genius). Jakarta: Pustaka
Jaya.
Baal, J
Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia.
Drs. Deddy
Mulyana, M.A. dan Drs Jalaludin Rakhmat, M.Sc. 1989. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Drs.
Sujarwa. 1999. Manusia dan Fenomena
Budaya. Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat,
1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-3. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat,
1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat,
2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Prof.
Harsojo. 1999. Pengantar Antropologi.
Cetakan ke- 8. Jakarta: Putra
Abardin.
Soekanto,
Soerjono.2006. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar