Free Catbert Cursors at www.totallyfreecursors.com
ini dunia mayaku: UN topik ku

SeLaMaT DaTanG

Semoga apa yang anda cari dan butuhkan ada di blog ini... Dan semoga membantu anda. Mohon maaf ketidaknyamanan pengunjung beberapa link tidak ditemukan. Untuk respon cepat bisa hubungi / lihat INFORMASI atau email langsung dan diusahakan tidak mendesak. :) Terimakasih kunjungan anda

DafTar LaBeL

Senin, 29 April 2013

UN topik ku


1 Tahun Sekali
“Paidi udah pulang to?Gimana ujian pertama le?, “tanya Pakdhe Dawir
“Alhamdulilah mawut Pakdhe Dawir,”jawab Paidi
“Mampir dulu sini, Paidi, hla kok bisa gitu itu ceritanya gimana to? “imbuh Pakdhe Dawir sambil mengajak duduk bersama di teras rumahnya.
“Panjang pakdhe ceritanya sampe 1 (satu) tahun pakdhe, pakdhe, “ucap Paidi sambil menghela nafas.
“Weleh-weleh, ”Pakdhe menggeleng-geleng kepala
“Keliatannya gayeng bahas apa ini ? Saya ketinggalan, “kata Pak Parto anak Pakdhe Dawir,dia seorang guru SMA
 “Ini hlo Paidi ditanya UN nya gimana jawabnya malah mawut, “jawab Pakdhe Dawir.
“Owalah baru musim ya ternyata bahas UN, tadi waktu naik angkot juga pada bahas UN, ”kata Pak Parto
“Wah kaya buah ada musiman, hehehe..., ”Pakdhe Dawir sambil menyeruput kopi hitam favoritnya.
Gimana tidak dibilang musiman to Pakdhe, bahasnya aja nunggu satu tahun baru dibahas, itu juga kalo udah diespos betul tidak Pak Parto ?, ”sambung Paidi
“Iya bener banget kamu, Di, “ Pak Parto menyetujui.
Pak Parto bercerita masalah UN yang baru booming di masyarakat. Mulai siswa sekolah sendiri sampai orang yang biasanya cuek tidak bersentuhan langsung juga ikut prihatin dengan masalah UN yang diadakan tiap tahun selalu bermasalah. UN yang diadakan dari tahun ke tahun seharusnya semakin baik karena biasa mengadakan, UN yang lalu bisa dijadikan pengalaman dan evaluasi, namun kenyataannya berbanding terbalik, semakin hari semakin buruk.
”Pejabat yang diatas cuma bicara teori, program, kurikulum bicara perbaikan nanti ujung-ujungnya siswa, anak sekolah, pihak sekolah sama guru yang jadi korbannya, Pakdhe, ”terang Pak Parto.
”Ngopo ? Hloh iso ngunu ?, ”Pakdhe Dawir semakin bingung ditemani Paidi yang cuma mengangguk membenarkan cerita Pak Parto.
Pak Parto kembali menjelaskan ke Pakdhe Dawir
”Bisa Pakdhe, lewat sekolah diberikan panduan kurikulum dan lain-lain, guru yang menerapkan siswanya yang menerima. Belum kalau ganti menteri ganti kebijakan ganti aturan, baru dilaksanakan sebentar sudah berubah lagi, tidak pernah tahu kondisi lapangan, melihat situasi medannya, cuma mendengar laporan asal bapak senang saja ”.
“Ada instruksi dari Mendikbud waktu UN pengawas jangan jalan berkeliling, mengganggu konsentrasi siswa, sekarang pengawas duduk dibilang tidak aktif mendukung siswa curang.
“Seperti kaya UN ini Pakdhe, yang nentuin tanggal ujian siapa? Pemerintah Pusat lewat Mendikbud. Yang ngurusin soal juga Mendikbud lewat tender lelang cari siapa yang paling murah bisa menang ngurusin soal UN”.
”Iya betul itu Pak Parto, sudah direncanain bilang tidak siap, ada masalah teknis, sekarang kalau UN mundur-mundur apa tidak mengganggu psikis siswa, soal bisa dicopy, masalah kualitas lembar jawabnya saja tidak standar, katanya bisa disalin oleh petugas ke lembar jawab yang lebih bagus, kalau tidak lulus gara-gara jawaban salah itu bisa diterima, nah kalau gara-garanya masalah teknis kaya lembar jawabnya, mesinnya, siapa yang tanggung jawab? ”potong Paidi yang semakin umub merasa kecewa sambil membeberkan masalah tentang UN dari obrolan sesama siswa sekolah yang ujian.
”Jangkrik, jangkrik edan, eedaan, gaco tenan, kabeh dinggo proyek, mesakake cah sekolah, mlebu sekolah susah metu yo dipersusah, ngunu kui salahe sapa? ”Pakdhe Dawir sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Pak Parto pun melanjutkan ceritanya.
”Iya yang salah ya Mendikbud selaku lembaga yang mengurusi bidang pendidikan, yang tidak ada evaluasi dan solusi meskipun dengn jarak 1 tahun, iya bener anak sekolah yang kasihan dijadikan percobaan, semakin menjadikan UN itu momok yang menakutkan bagi anak sekolah yang mau ujian kelulusan. Soal terlambat didistribusikan, Jubir Mendikbud saja masih bisa bilang alhamdulilah, kan bisa lebih mantab, belajar lagi”.
”Saya cuma guru SMA berani apa, bisa apa to? Malah bisa dimutasi kalau protes. Sudah besuk masih ada ujian Paidi sana istirahat disiapkan buat ujian besuk, saya juga mau istirahat, ”Pak Parto menyuruh Paidi untuk pulang sambil meninggalkan Pakdhe Dawir dan Paidi masuk rumahnya.
”Iya Pak Parto, Pakdhe Dawir, pamit mantuk, ”ucap Paidi.
Iya Paidi, sing teliti ya garape, ”balas Pakdhe Dawir
Pakdhe Dawir masih terheran sikap pejabat pemerintah sambil kembali menyeruput kopi hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar