Free Catbert Cursors at www.totallyfreecursors.com
ini dunia mayaku: bayang politik

SeLaMaT DaTanG

Semoga apa yang anda cari dan butuhkan ada di blog ini... Dan semoga membantu anda. Mohon maaf ketidaknyamanan pengunjung beberapa link tidak ditemukan. Untuk respon cepat bisa hubungi / lihat INFORMASI atau email langsung dan diusahakan tidak mendesak. :) Terimakasih kunjungan anda

DafTar LaBeL

Selasa, 08 Oktober 2013

bayang politik



Tak Harus Mahasiswa

Politik dan pemuda jelas sudah tidak dapat dipisahkan lagi, beberapa peran dalam sejarah Indonesia yang membawa perubahan adalah para pemuda. Peristiwa sejarah dapat kita tengok sejenak masih teringat jelas peristiwa Rengasdengklok, Sumpah Pemuda, peristiwa tahun 1998 bersamaan runtuhnya rezim Orde Baru, dan berganti dengan Era Reformasi yang banyak di dominasi oleh para pemuda. Pemuda memegang peranan penting dalam membawa perubahan bangsa. Berbicara tentang pemuda tidak akan ada habisnya, perubahan besar yang terjadi pada bangsa ini tidak terlepas dari peran para pemuda yang pada saat itu cerdas, kritis dan kreatif yang membawa kita dalam kemerdekaan dan lepas dari belenggu para penjajah. Sumpah Pemuda juga jelas memberi makna dari tiap isi dari ketiga sumpah. Bung Karno berucap “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara­ akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, bangsa, dan tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir”. Seperti yang juga pernah diucapkan Bung Karno “Beri Kami 10 Pemuda Maka Aku Akan Mengguncang Dunia”. Semboyan semboyan itu mengartikan bahwa pemuda sangat penting dan berpengaruh dalam perubahan.
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.
Pemuda jaman dahulu mengenal politik bukan dari suatu ilmu yang mereka pelajari, melainkan dari keikutsertaan dalam partisipasinya mengambil keputusan. Pemuda sekarang mengenal politik menunggu ketika menginjak pendidikan perguruan tinggi, itu pun jika beruntung untuk mengenyam perguruan tinggi. Politik saat ini jauh dalam pola pikir pemuda untuk berusaha memahami bahkan mengikuti. Pendalaman politik pemuda saat ini hanya sampai tingkat ikutsertaan dalam pemilu, bahkan itu hanya sepersekian persen. Mereka lebih suka hanya ikut dalam euforia konvoi kampanye, dibanding dalam pengambilan keputusannya dalam pungutan suara. Pemuda sekarang bisa dikatakan pasif mengenai hal berbau politik entah karena memang tak mau tahu atau merasa belum waktunya.
Pemuda Indonesia memiliki pandangan bahwa untuk bicara mengenai politik hanya pejabat, anggota parpol, pemerintah atau harus minimal mahasiswa agar mengerti dan paham tentang politik di Indonesia. Asumsi seperti itu harus dirubah bahwa politik tidak harus menjadi seperti itu. Pemuda di negara lain bahkan menjadi walikota termuda, hal ini karena kesadaran untuk mempelajari dan berperan aktif dalam politik.
Pemuda yang awalnya diharapkan bisa membawa perubahan sekarang telah terombang-ambing dengan kemajuan teknologi dan masalah kepribadian. Peran pemuda setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda kini 180 derajat terbalik apalagi dalam politik, ketika hanya untuk bersosialisi dalam masyarakat mereka ogah-ogahan. Mereka lebih asyik dengan kehidupan masing-masing yang menganggap kehidupannya tak berhubungan dengan politik. Pemuda sekarang lebih suka sekedar kumpul gerombol nongkrong, ngrokok, berantem, vandalisme dan ada yang lebih liar lagi. Sayangnya bukan hanya bocah laki anak perempuan juga. Kebanyakan orang menyebutnya pencarian jati diri.
Kehidupan pemuda telah terseret dengan perilaku yang hanya menginginkan kebebasan, bermewahan dan instant, hal ini membuat pemuda kehilangan identitas dan terjebak dalam penyimpangan. Penyimpangan menjadikan hilangnya kerangka berfikir serta dangkalnya pemikiran yang akan menyebabkan seorang pemuda langsung menerima informasi yang disampaikan tanpa ada penyaring, pemilihan dan penilaian terlebih dahulu terhadap apa yang dia terima.
Banyak hal di sekitar kita mungkin tidak pernah kita sadari, atau hanya sedikit tahu bahkan cenderung masa bodoh dan tak mau tau. Karena apa? Karena itu bukan urusan kita? Sudah ada yang berkewajiban ngurus atau karena tidak bersentuhan langsung , ini persepsi sebagian orang. Saat ini yang diperlukan rasa peduli sesama, rasa yang hampir luntur dimakan kemajuan jaman terlebih sebuah teknologi. Pemuda sekarang hanya melihat sempit dengan pola pikir mereka tentang apa itu politik. Politik memang licik tak mengenal kawan dan lawan, tapi terlalu dangkal sebagai pemuda hanya melihat dari sisi sudut pandang saja.
Apa itu politik? Aktifitas ketika masalah kecil dianggap besar masalah besar yang tak terjamah, atau suatu kegiatan sekelompok orang menyibukan diri membuat kenyang diri sendiri dan keluarga atau suatu kegiatan memunculkan sesuatu yang tidak ada dan menghilangkan sesuatu yang ada, bukan bukan ketiganya. Definisi politik menurut Andrew Heywood adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama, sedangkan menurut Robert politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia. Jadi politik dapat diartikan sebagai berikut interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Kebijakan publik mengutamakan pada masalah yang berkembang atau menyangkut aspek kehidupan dalam publik atau masyarakat luas. Kebijakan publik terkadang dinilai dari bagaimana pelaksananaan dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Kebijakan Publik disusun dengan beberapa tahapan oleh badan-badan, pejabat dan aparatur pemerintah yang memiliki kewenangan. Kebijakan Publik disusun memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Penyusunan kebijakan oleh pemerintah yang berwewenang harus dengan melihat secara obyektif, namun kenyataannya belum tentu obyektif dalam memberikan persetujuannya. Aparatur pemerintah juga manusia biasa, tentu memiliki asumsi dan pilihan tertentu yang mungkin bersifat subyektif dalam memandang setiap persoalan, atau dalam memecahkan suatu masalah kebijakan, terlebih jika menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan uang. Pemerintah juga cenderung lamban dalam menanggapi suatu persoalan atau kebijakan yang berkembang dalam masyarakat. Pemerintah lebih memilih menciptakan dan melempar kebijakan baru daripada mengevaluasi kekurangan dalam kebijakan yang telah ada dan berkembang dalam masyarakat. Kebijakan publik yang ada sering kali tumpang tindih atau bertbanding terbalik dengan kondisi di lapangan, tak sedikit masyarakat menjadi bingung dan dimanfaatkan oleh aparatur yang nakal, sehingga masyarakat yang menjadi korban.
Kebijakan Publik diciptakan untuk mengatur sesuatu atau mengatasi masalah jangan sampai dengan kebijakan tersebut menciptakan masalah baru. Kebijakan publik itu berdampak positif ataukah sebaliknya, jangan sampai kebijakan tersebut justru semakin menjauhkan masyarakat dari kehidupan yang layak, bahkan menimbulkan efek penindasan.
Pemerintah sebagai penyusun kebijakan sebaiknya dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Di samping itu juga memberikan penguatan pada masyarakat dan arahan untuk mendapatkan hak semestinya sebagai seorang warga negara melalui sikap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Kebijakan publik jangan sampai hanya sekedar menjadi sebuah jalan bagi aparatur pemerintah untuk mempertahankan status, akan tetapi kebijakan publik dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul di masyarakat.
Perubahan dan kemajuan dalam kebenaran sesuai dengan dasar dan aturan negara tidak bisa terjadi jika hanya kita tunggu tetapi harus kita wujudkan dan sudah selayaknya hal ini membutuhkan keberanian, kerja keras, dan tanggung jawab, yang harus ditunjukan oleh para pemuda. Pemuda dalam politik tidak harus mahasiswa atau mahasiswi, pemuda yang masuk dalam perguruan tinggi yang boleh bicara politik. Tidak perlu juga harus terlebih dahulu masuk ke dalam suatu kelompok kepentingan tertentu.
Pelajar adalah benih dari pemuda. Pelajar SMP dan SMA meskipun awam dan buta dengan politik jangan takut dikatakan sok dan harus menunggu jadi mahasiswa apabila bicara politik, tapi sebagai awal itu penting karena perubahan ada di tangan para pemuda penerus generasi. Sebagai pemuda yang awam politik dapat dikembangan dalam partisipasi saat pengambilan keputusan. Dalam keluarga misalnya memberikan masukan dalam tujuan rekreasi, pembagian tugas rumah. Di sekolah ikut memberikan pilihan pemilihan ketua kelas, ketua osis dan masuk dalam pengurus OSIS . Di masyarakat mengasah kepribadian bisa dikembangan dalam kegiatan organisasi misalnya kepemudaan (Karang Taruna). Pemuda hanya perlu mengasah kepribadian dan intelektual agar mengenal lingkungan sekitar untuk mendalami kepekaan sosialnya, sehingga mampu menganalisa masalah apa yang sedang berkembang di masyarakat. Intelektual sendiri tidak perlu secara formal tapi kini informasi dapat dicari melalui internet dan dapat dengan mengikuti perkembangan politik di Indonesia.
Pemuda itu harus sadar dan peka dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, terutama kebijakan lokal. Pemuda tahu mengenai setiap langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi sebuah permasalahan.. Jika kesadaran tentang masalah apa yang sedang berkembang dalam masyarakat cepat diketahui maka hal berikutnya keberanian untuk menyampaikan pendapat. Menyampaikan pendapat dengan santun, tegas, lugas tidak berbelit namun tidak mengurangi arti pesan. Penyampaian aspirasi pun kini tak sesulit dahulu, kini telah reformasi dan sekarang telah banyak alat komunikasi/elektronik bisa melalui surat, handphone (sms,mms,bbm), email, mengirim melalui media surat kabar dan masih banyak lagi.


Jadi politik pemuda diawali dari kesadaran, kepekaaan, dan keberanian mengeluarkan pendapat. Apabila kebijakan publik itu berdampak negatif, maka sebagai pemuda menjadi kewajiban untuk berpihak pada masyarakat. Seperti apa yang di lakukan di masa-masa sebelumnya, di mana pemuda menjadi yang paling depan dalam penyelesaian alur permasalahan yang di alami bangsa ini. Segala denyut nadi dan jiwa pemuda nafas perubahan NKRI.

Solo 16 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar